MAKALAH
EKONOMI KOPERASI
“KELANGKAAN MINYAK TANAH DI INDONESIA TAHUN 2009”
DISUSUN OLEH :
KETUA
: NURUL HIDAYAH /
1A213771
SEKERTARIS
: MELATI DIAH A. / 15213424
EDITOR
1 : MUHAMMAD RIJAL RABBANI
/ 16213111
EDITOR
2 : RIO PRATAMA PULUNGAN /
17213765
PENYAJI
: FARISA KHAIRINA /
1A213808
ANGGOTA
1 : DIMAS BAGUS P. / 12213483
ANGGOTA
2 : RINO SEPTYAN / 14209957
KELAS :
2EA20
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PTA
2014/2015
I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pada tahun 2009 banyak masalah yang menimpa
Negara Republik Indonesia. Dalam hal ini saya mengambil contoh kenaikan dan
kelangkaan minyak tanah. Peristiwa ini sungguh sangat meresahkan masyrakat
tingkat menengah kebawah, ini disebabkan 90% masyarakat Indonesia pengguna
minyak tanah.
Kenaikan harga minyak tanah ini dikarenakan
kenaikan harga minyak dunia yang sangat tinggi. Sehingga begitu banyak dampak
yang timbul akibat kenaikan minyak dunia ini. Contohnya kenaikan tarif
transportasi, kenaikan harg abahan pokok pangan (beras, gula, sayur-sayuran,
dll). Tidak hanya Negara Indonesia yang terkena dampaknya, melainkan
negara-negara lainnya di dunia.
Memperkirakan harga minyak mentah selama 2009
akan mengalami penurunan. Namun penurunan itu akan tidak berati akibat
peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), sehingga dampak kerancangan
anggaran dan pendapatan negara (RAPBN) 2009 tidak cukup signifikan. Pemerintah
tidak menutup semua kemungkinan yang ada setelah minyak dunia turun dari level
tertinggi 147 dolar AS pada Juli lalu menjadi 70 dolarAS saat ini.
Hidayat (ketua umum Kamar Dagang dan industry
pada tahun itu) mengatakan kelompok yang paling terkena dampak kenaikan harga
BBM adalah masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan produsen skala
menengah dan kecil serta sektor transportasi. Karena itu, dia menegaskan
pemerintah harus berhati-hati menentukan besar kenaikan karena akan terjadi
penurunan daya beli yang sangat besar, selain itu juga harus diwaspadai jangan
terjadi gejolak harga yang berlebihan dengan kenaikan harga BBM tersebut.
Mengenai harga minyak tanah, pemerintah
sepakat untuk dipertahankan Rp 2.500,-/liter. Jika harga minyak tanah
diturunkan, program konversi ke elpiji akan terganjal dan permintaan terhadap
komoditas tersebut akan meningkat. Sementara itu, pengamat ekonomi dari Econit
Hendri Saparani menyatakan dengan penurunan harga BBM bersubsidi kali ini,
biaya transportasi dan kebutuhan pokok tetap sulit diturukan.
II
PEMBAHASAN
MATERI
I. Pengertian
Kelangkaan Menurut Ilmu Ekonomi
Pengertian Kelangkaan
menurut Ilmu Ekonomi. Apa yang yang di maksud dengan Kelangkaan ? Kelangkaan adalah kondisi dimana kita tidak
mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita.
Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua makna, yaitu:
1.
Terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan
banyaknya kebutuhan manusia.
2.
Terbatas, dalam arti manusia harus melakukan
pengorbanan untuk memperolehnya.
Faktor Penyebab Kelangkaan Ekonomi
1.
Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan yang ada di
alam
Di alam telah banyak tersedia banyak benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun karena tidak semua benda tersebut dapat segera diperbaharui , maka jumlahnya pun terbatas. Misalnya minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya yang memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk memperbaharuinya.
Di alam telah banyak tersedia banyak benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun karena tidak semua benda tersebut dapat segera diperbaharui , maka jumlahnya pun terbatas. Misalnya minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya yang memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk memperbaharuinya.
2.
Kerusakan
Sumber Daya Alam akibat ulah manusia. Manusia harus berhati-hati menggunakan
SDA yang tersedia. Jangan karena kesalahan manusia, sumber daya yang tersedia
menjadi rusak. Misalnya penebangan hutan yang tidak terencana dengan baik
mengakibatkan hutan menjadi gundul dan mengakibatkan banjir.
3.
Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber
Daya yang ada
Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi, modal dan faktor-faktor yang lain.
Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi, modal dan faktor-faktor yang lain.
4.
Peningkatan Kebutuhan manusia yang lebih cepat
dibandingkan dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan. Inti masalah ekonomi
adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat
atau benda yang jumlahnya terbatas.
Untuk mengatasi kelangkaan maka yang
harus dilakukan adalah
·
Mengefisiensikan
penggunaan sumber daya
·
Mencari
alternatuif lain untuk mengatasi kelangkaan dengan menciptakan barang
pengganti/ substitusi (WHAT).
·
Lama
produksi sumber daya di persingkat dengan IPTEK
dan pengembangan kemampuan SDM (HOW).
·
Menjaga
sirkulasi Sumber daya.
II. Faktor-Faktor
Produksi yang Tersedia Dalam Perekonomian
Faktor-Faktor Produksi yang Tersedia
Dalam Perekonomian Dibedakan Kepada Empat Jenis yaitu :
1.
Tanah dan sumber alam, faktor produsi ini disediakan oleh
alam. Faktor produksi ini meliputi
tanah, barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal
seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
2.
Tenaga kerja, faktor produksi ini bukan saja
jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi
keahlian dan keterampilan. Dari segi keahlian dan pendidikannya tenaga kerja
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil
dan tenaga kerja terdidik.
3.
Modal, faktor produksi ini merupakan benda
yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan
jasa-jasa yang dibutuhkan.
4.
Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk
keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai
kegiatan usaha. Kealian keusahawanan meliputi kemahiran mengorganisasi ketiga
sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efisien sehingga
usahanya berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa untuk
masyarakat.
III. KELANGKAAN MINYAK DI INDONESIA
A. Kelangkaan Minyak Tanah di Indonesia
Minyak tanah merupakan salah satu sumber daya yang
berperan penting dalam kehidupan manusia terutama di kalangan keluarga berpenghasilan
menengah ke bawah khususnya Indonesia. Mereka lebih memilih untuk menggunakan
minyak tanah sebagai bahan bakar dikarenakan harga minyak tanah lebih murah
dibandingkan dengan gas elpiji. Selain itu, ada sebagian warga yang takut
meggunakan gas elpiji karena maraknya kebocoran gas yang mengakibatkan
kebakaran di sejumlah daerah. Oleh karena itu,mereka lebih memilih untuk
menggunakan minyak tanah meskipun waktu mereka untuk memasak lebih lama
dibandingkan dengan menggunakan gas elpiji.
Namun , beberapa bulan terakhir ini minyak tanah
sangat sulit ditemukan di berbagai daerah. Bahkan ada yang rela menunggu
antrean panjang untuk mendapatkan minyak tanah dan itupun harga nya telah
melambung tinggi. Kelangkaan ini tentunya sangat mengecewakan warga yang benar
benar membutuhkannya. Saya mengambil sebuah sumber tentang kelangkaan minyak
tanah di salah satu daerah di Indonesia.
Warga Montong Kesulitan Minyak Tanah Kamis, 18
Agustus 2011 22:13 WIB
Metrotvnews.com,
Lombok Barat: Ratusan warga Montong, Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat, antri berjam-jam untuk mendapatkan 2,5 liter minyak tanah. Sudah dua
pekan lebih Pulau Lombok mengalami kelangkaan minyak tanah.
B.
Penyebab Kenaikan dan Kelangkaan Minyak Tanah
Memperkirakan
harga minyak mentah selama 2009 akan mengalami penurunan. Namun penurunan itu
akan tidak berarti akibat peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM),
sehingga dampak kerancangan anggaran dan pendapatan negara (RAPBN) 2009 tidak
cukup signifikan. ”asumsi harga minyak memang bisa ditekankarena harga kan
memang turun. Tapi ini akan terkompensasi oleh konsumsi yang tinggi”, kata
Kepala BKF Depkeu Anggito Abimanyu di Jakarta, Selasa (12/8). Menurut dia, jika
konsumsi BBM bersubsidi dapat ditekan sehingga banyak mencapai sekitar 38,9
juta kiloliter pada 2009, maka pemerintah akan mendapatkan tambahan pendapatan
yang signifikan. Upaya untuk mengerem peningkatan konsumsi BBM bersubsidi,
salah satunya adalah dengan melanjutkan program konversi energi dari BBM, terutama
minyak tanaha ke gas elpiji.
Sampai
dengan Juli 2008, konversi minyak tanah baru mencapai 30% dari target 1 juta
kiloliter. Kalau bisa dipercepat, berarti akan mengurangi konsumsi minyak
tanah. Ini karena yang paling besar subsidinya adalh minyak tanah, upaya
meneruskan program konversi itu, antara lain dengan penyediaan tabung gas dan
sosialisasi yang lebih cepat.
Terkait
dengan anggaran untuk subisidi, APBNP 2008 mengalokasikan dana sebesar Rp
234,41 triliun. Ini terdiri dari subsidi BBM sebesar Rp 126,82 triliun, subsidi
listrik Rp 60,29 triliun, subsidi pangan Rp 8,59 triliun, subsidi pupuk Rp 7,81
triliun, subsidi benih Rp 2,15 triliun, public service obligation (PSO) Rp 1,73
triliun, subsidi bunga kredit programRp 2,15 triliun, subsidi minyak goreng
melalui operasi pasar Rp 500 miliar, subsidi kedelai Rp 500 miliar, dan subsidi
pajak Rp 25 triliun. Subsidi BBM sebesar Rp 126,82 triliun didasarkan pada
parameter perhitungan volume premium 16,98 juta kiloliter, minyak tanah 7,56
juta kiloliter, minyak disel atau solar 11 juta kiloliter, volume minyak tanah
dikonversi ke elpiji sebesar 2,01 juta kiloliter, dan alpha sebesar 9%. ”Karena
itu masyarakat bisa berharap harga solar dan minyak tanah dapat diturunkan,
asalkan harga minyak dunia stabil pada kisaran 60 dolar AS per barel,” kata
Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzzeta. Selain itu pemerintah tidak menutup
kemungkinan yang ada setelah harga minyak dunia turun dari level tertinggi 147
dolar AS pada Juli lalu menjadi dibawah 70 dolar AS saat ini. Di lain pihak,
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal
II 2008 kemungkinan akan mengejutkan. Ini mengingat banyaknya pengamat mapun
ekonomi yang memprediksikan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi akibat
kenaikan harga BBM bersubsidi pad Mei 2008 lalu.
Kebanyakan orang melihat negatif
kenaikan harga BBM. Tetapi yang jarang direnungkan adalah bahwa dampak kenaikan
harga BBM dominannya pada bulan Juni, padahal kuartal itu adalah bulan April,
Mei, dan Juni. Suasana pada April dan Mei, sedangkan pada saat itu harga BBM
normal tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Namun, pemerntah diminta
menaikkan harga BBM secara bertahap, tidak sekaligus mencapai 30%. Hal ini
ditegaskan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI)
Thomas Darmawan, Selasa (6/5).
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kemacetan Distribusi Minyak
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemacetan distribusi
minyak antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Tingkat kenaikan konsumsi minyak tanah yang relative
lebih besar daripada tingkat kenaikan
produksi minyak dalam negeri.
Ini berarti adanya ketidakseimbangan antara banyaknya konsumen dengan hasil
produksi. Hal inilah yang menyebabkan kelangkaan di dalam ilmu ekonomi. Salah
satu aspek krusial dalam pemahaman terhadap SDA adalah memahami juga kapan SDA
tersebut akan habis..Keadaan ini berarti untuk waktu sekarang dan kemudian
permintaan akan minyak tanah akan lebih besar daripada penawaran hasil dalam negeri.
Hal ini akan merupakan tekanan terus menerus bagi pasaran minyak tanah jika
tidak di kompensir dengan penambahan impor (pengurangan ekspor) daripada
kerosin yang proporsional.
2. Agen minyak
tanah mempunyai peranan penting dalam pasaran kerosin.
Di dalam hal ini peran perusahaan
sangat penting. Pengawasan dari perusahaan-perusahaan minyak atas penjualan
hasil-hasilnya terbatas. Sehingga, agen ini dapat memanfaatkan situasi ini.
Karena kurangnya pengawasan, mereka dapat dengan mudah menjalankan perdagangan
bebas. Sehingga, dengan kebebasan yang seperti ini mereka akan bebas bergerak
membeli dimana harga minyak tanah rendah dan menjual ke daerah-daerah dimana
mereka dapat memperoleh keuntungan bersih yang paling besar.
Oleh karena itu, jika ada pelanggaran
seperti ini maka harus ada tindak tegas dari pemerintah bagi mereka yang telah
menimbun hasil produksi tersebut. Terutama bagi perusahaan yang telah dirugikan
akan secara lebih tegas membawa persoalan ini ke pihak yang berwajib. Karena
kejadian ini tidak hanya merugikan perusahaan yang telah memproduksi tapi juga
mengecewakan warga yang sangat membutuhkan bahan bakar serta mereka juga
diberatkan dengan harga yang melambung tinggi akibat dari penyelundupan agen
agen yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Dalam pendistribusian minyak tanah
ke berbagai koperasi atau toko-toko sandang pangan harus jelas dan juga dalam
pantauan yang ketat khususnya bagi perusahaan. Jangan sampai hal – hal seperti
penyelundupan dan penimbunan juga terjadi di koperasi atau di toko-toko sandang
pangan. Pengawas perusahaan harus bertindak dan mengurus pendistribusian ini
sedemikian rupa. Karena distribusi ini sangat rumit jika telah menyimpang dari
yang semestinya.
D. Dampak yang Timbul Akibat
Kenaikan Minyak
Dalam
hal ini kelompok yang paling terkena dampak kenaikkan harga BBM adalah
masyarakat berpengahasilan menengah kebawah dan produsen skala menengah dan
kecil serta sektor transportasi. Tetapi pemerintah juga harus berhati-hati
menentukan besaran kenaikan karena agar tidak terjadi penurunan daya beli yang
sangat besar. Dan pemerintah juga harus waspada agar tidak terjadi gejolak
harga yang berlebihan dengan kenaikan harga BBM tersebut. Pemerintah juga harus
segera memberikan kepastian masyarakat dan dunia usaha. Agar tidak terjadi
kesimpangsiuran informasi yang dapat menyebabkan pelaku usaha bertindak
seenaknya dalam menaikkan harga barang seiring dengan kenaikkan harga BBM
tersebut.
Selain
masyarakat menengah kebawah yang mengalami dampak kenaikkan ini, sektor
distribusi dan transportasi merupakan yang paling terpukul dengan akibat
kenaikkan harga BBM tersebut. Namun faktanya, banyak daerah-daerah yang
menerapkan retribusi antar daerah untuk pengiriman barang dan hasil-hasil
pertanian. Selain itu mereka juga meminta pungli dan retribusi di sektor
transportasi dihapuskan, karena itu menjadi beban biaya bagi pelaku usaha.
Mereka juga meminta agar UKM disubsidi pemerintah, terutama dengan pengalihan
minyak tanah ke gas. Pertamina diminta tidak menaikkan harga gas karena akan menyulitkan
UKM dan mendistribusikan kompor gas untuk konversi kepada semua usaha mikro.
Sementara
itu ekonom Tim Indonesia Bangkit Hamonangan Ritonga menyatakan pemerintah harus
mengantisipasi dampak kenaikkan harga BBM sebesar 25-30 persen bagi penduduk miskin.
Pasalnya, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) hanya membantu penduduk miskin
selama BLT tersebut diberikan, setelah itu penduduk miskin tersebut menjdi
semakin terpuruk. ”Kenaikan BBM sebesar 30% memang dampaknya tidak terlalu
besar bagi penduduk miskin penerima BLT” kata Hamonangan. Jika melihat skema
BLT yang akan disiapkan pemerintah yang memberikan setiap rumah tangga miskin
Rp 100.000,- setiap bulan, penduduk miskin yang memiliki empat anggota keluarga
justru diuntungkan karena bantuan yang diberikan lebih besar dari kenaikkan
harga barang akibat inflasi.
Tetapi
dalam hal ini yang paling penting pemerintah dapat memastikan data penerima BLT
bisa akurat sehingga tidak salah sasaran. Data penduduk miskin 2005 sudah tidak
relevan sehingga harus ada data ulang penduduk miskin. Pemerintah harus serius
melaksanakn program nasional pemberdayaan masyarakat dengan dana 52 triliun
rupiah. Jangan sampai program itu dilakukan setengah-setengah karena ini sangat
penting untk menggerakkan perekonomian pedesaan.
Rencana
kenaikan BBM bersubsidi ini merupakan sinyal pemerintah kepada seluruh pelaku
ekonomi bahwa kenaikan ini masih dalam batas yang bisa ditanggung masyarakat
dan dan pelaku ekonomi. Kedua, dari sisi waktu supaya tidak menimbulkan erosi
terhadap kepercayaan atau menimbulkan ketidakpastian yang berkepanjangan.
IV.
Cara
Mengatasi Kelangkaan Minyak Tanah
Minyak tanah merupakan komoditas
penting yang digunakan hampir setiap orang, yang harganya dapat memengaruhi
kinerja ekonomi Indonesia. Minyak tanah merupakan bahan bakar minyak (BBM) yang
sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia dan juga mendapat subsidi dari
pemerintah. Walaupun penyediaan anggaran subsidi oleh pemerintah dalam beberapa
tahun terakhir ini jumlahnya mengalami peningkatan yang cukup besar, namun
penyediaan anggaran subsidi tersebut harus tetap memerhatikan kemampuan
keuangan Negara.
Subsidi BBM diberikan dengan maksud
untuk mengendalikan harga jual BBM sebagai satu kebutuhan dasar masyarakat di
dalam negeri, sehingga dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat, terutama
masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini disebabkan harga jual BBM dalam
negeri sangat dipengaruhi oleh perkembangan berbagai faktor eksternal, antara
lain harga minyak mentah di pasar dunia, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat.
Pada saat ini, BBM bersubsidi hanya
diberikan pada beberapa jenis BBM tertentu, yaitu minyak tanah (kerosene),
minyak solar (gas oil), premium kecuali untuk industri, dan (Liquefied
Petroleum Gas) LPG tabung 3 kilogram. Jenis BBM bersubsidi ini untuk keperluan
rumah tangga, usaha kecil, usaha perikanan, transportasi dan pelayanan umum.
Akhir-akhir ini minyak tanah kembali
menjadi isu hangat di tengah masyarakat karena kelangkaannya di sejumlah daerah
di Indonesia termasuk di Sulawesi Utara sendiri. Kelangkaan tersebut muncul
karena sebagian besar masyarakat masih menggunakan kompor dengan bahan bakar
minyak tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, misalnya memasak ataupun
menyalakan mesin-mesin dalam kegiatan industri. Kelangkaan ini bersifat sangat
tidak tentu dan disebabkan antara lain oleh disparitas harga minyak tanah
bersubsidi dengan minyak tanah untuk industri dan terjadinya pencampuran minyak
tanah dengan produk BBM lainnya.
Kebijakan subsidi minyak tanah
dimaksudkan untuk memberikan kelonggaran kepada masyarakat yang menggunakan
minyak tanah untuk konsumsi rumah tangga dengan harga eceran tertinggi (HET)
minyak tanah dalam hal ini di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi
Utara belum berubah. Harga sesuai HET hanya Rp 2.780 hingga 3.525 per liter.
Namun ada juga depot atau pedagang minyak tanah yang menjual minyak tanah per
liter dengan harga yang melebihi HET.
Perbedaan harga ini dimanfaatkan
oleh oknum-oknum tertentu untuk menjual minyak bersubsidi ke konsumen,
melakukan pengoplosan produk BBM lainnya (premium, solar) dengan minyak tanah.
Fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa minyak tanah digunakan sebagai bahan
bakar motor nelayan maupun pompa pertanian sehingga menyebabkan konsumsi
meningkat.
Setiap hari warga rela mengantri
berdesak-desakan demi mendapatkan 3-5 liter minyak. Karena memang minyak
tanah menjadi benar-benar sulit didapatkan, alhasil beberapa warga memilih
mengganti minyak dengan kayu bakar bagi masyarakat miskin, dan mengganti minyak
tanah ke gas bagi beberapa masyarakat menengah ke atas, selain itu banyak
kegiatan industri yang macet. Keadaan seperti ini telah terjadi hingga beberapa
tahun lamanya, masyarakat kecil terombang-ambing karena keadaan yang tidak
menentu ini.
Ini juga disebabkan karena semakin
menipisnya persediaan minyak dunia termasuk minyak tanah tersebut maka hal
tersebut berimbas pada semakin melambungnya harga minyak tanah. Faktor lain
yang turut menyebabkan terjadinya kelangkaan adalah kemungkinan terjadinya
peningkatan volume konsumsi minyak mentah dari yang dialokasikan dalam APBN.
Sebagaimana diketahui bahwa alokasi volume penjualan minyak tanah disusun
dengan memperhatikan kebutuhan tiap daerah selama 1 tahun dengan asumsi-asumsi
pertumbuhan pemakaian pada tahun bersangkutan.
Untuk mengatasi masalah kelangkaan
BBM termasuk minyak tanah, pemerintah perlu menganalisa dan memilih strategi
mana yang merupakan usaha untuk menjadi jalan keluar dan menentukan tindakan
alternatif yang paling baik mengatasi kelangkaan minyak tanah ini. Dalam
menganalisis dan memilih jalan keluar yang terbaik, diperlukan teknik-teknik
dari tahapan jenjang yang dapat membantu manajemen pemerintah. Teknik-teknik
perumusan strategi yang penting dapat diintegrasi ke dalam kerangka pengambilan
keputusan melalui 3 tahapan yang penting, yaitu tahap input, tahap pencocokan
dan tahap keputusan.
1.
Tahap
pertama yang merupakan tahap input merupakan tahap yang berisi informasi dalam
hal ini masalah akan kelangkaan dari minyak tanah di Indonesia.
2.
Tahap
kedua yang merupakan tahap pencocokan, berisi informasi yang dikembangkan
berdasarkan yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman
eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Teknik tahap pencocokan ini
meliputi : matriks Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunities), dan Ancaman (Threaths) atau disebut SWOT dan kemudian
mengembangkannya ke dalam 4 jenis strategi : Strategi SO (Stength
Opportunities) Kekuatan Peluang, Strategi WO (Weakness Opportunities) Kelemahan
Peluang, Strategi ST (Strength Threats) Kekuatan Ancaman dan Strategi WT
(Weakness Threats) Kelemahan Ancaman.
a) Strategi SO (Kekuatan Peluang)
pemerintah memanfaatkan minyak tanah yang menjadi satu barang dagang Pertamina
di Indonesia dengan menarik keuntungan dan melihat peluang yang ada di pasar
karena minyak tanah dari Pertamina memonopoli perdagangan minyak di Indonesia.
b) Strategi WO (Kelemahan Peluang)
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan
dari peluang eksternal dalam hal ini, pemerintah memperbaiki kelemahan dengan
mengatasi kelangkaan minyak tanah dengan melakukan konversi penggunaan minyak
tanah ke bahan bakar gas dalam bentuk LPG bisa dianggap sebagai salah satu
terobosan penting dalam mengatasi rancunya pengembangan dan pemanfaatan energi,
sekaligus mengurangi tekanan terhadap RAPBN sehingga dapat menguntungkan
pemerintah. Pemerintah juga membagikan kompor serta tabung gas 3 kg secara
kepada seluruh masyarakat di daerah dengan bantuan pendataan warga oleh ketua
RT atau kepala jaga setempat, dengan harapan masyarakat bisa mengganti
penggunaan minyak tanah ke gas agar mereka tidak lagi ketergantungan pada
minyak tanah yang semakin langka.
c) Strategi ST (Kekuatan Ancaman)
pemerintah menggunakan kekuatan strategi untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal dalam hal ini Pemerintah mengurangi ancaman-ancaman
yang muncul misalnya kenaikan harga ecer minyak tanah yang melunjak sangat jauh
dari HET yang ditetapkan Pemerintah, kenaikan ini sengaja dilakukan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab bisa juga agen, pangakalan, depot
minyak tanah yang ingin mendapatkan keuntungan lebih dari kelangkaan minyak
tanah. Pemerintah pun menggunakan kekuatan mereka yaitu mempertahakan LPG
sebagai pengganti minyak tanah tetapi belum menarik pasokan minyak tanah namun
menaikan harga eceran minyak per liternya dan terus mengawasi para oknum yang
berbuat curang.
d) Strategi WT (Kelemahan Ancaman)
merupakan taktik yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta
menghindari ancaman eksternal, dalam hal ini kelemahan yaitu masyarakat belum
siap menghadapi kebijakan pemerintah untuk mengganti minyak tanah ke gas dalam
memenuhi kebutuhan memasak maupun kebiasaan cara berdagang yang tentunya sangat
berubah drastis juga adanya Gas LPG sering menimbulkan kebakaran karena tabung
gas yang bocor kemudian meledak karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat
akan penggunaan tabung LPG, maka diperlukan adanya sosialisasi yang lebih
kepada masyarakat tentang keuntungan-keuntungan yang didapat dari penggunaan
kompor gas serta cara pemakaian dan perawatannya, dibandingkan dengan minyak
tanah dan juga perlu adanya pertanggungjawaban dari masyarakat yang telah
mendapatkan kompor dan gas secara gratis, agar implementasi kebijakan ini dapat
terlaksana dengan lancar tanpa ada kecurangan yang dilakukan oleh masyarakat
itu sendiri. Serta ancaman dalam hal ini yaitu seperti yang telah dijelaskan
dalam strategi ST tentang para oknum-oknum yang suka berbuat curang dalam
menjual minyak tanah eceran, hal ini bisa di atasi dengan melakukan pengawasan
disetiap depot, agen, dan pangkalan minyak tanah oleh polisi pamong praja
POL-PP atau jika situasi sudah sangat kacau polisi pun dapat turun langsung
atas permintaan dari Pemerintah setempat.
3.
Tahap
ketiga merupakan tahap keputusan yang menggunakan informasi dari tahap pertama
dan matriks strategi dari tahap kedua. Teknik ini dapat menyimpulkan bahwa
matriks SWOT dalam hal ini strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi
WT merupakan taktik bagus yang telah dilaksanakan Pemerintah maupun yang akan
segera dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan strategi-strategi tersebut kita
semua dapat juga mengetahui bahwa apa yang menjadi ancaman dan kelemahan dari
kelangkaan minyak tanah dapat diatasi dengan peluang dan kekuatan yang menjadi
strategi manajemen Pemerintah.
Dengan adanya penerapan strategi
manajemen Pemerintah untuk mengatasi kelangkaan minyak tanah di Indonesia dalam
hal ini juga di Sulawesi Utara, Pemerintah dapat membantu alam dalam penyediaan
minyak bumi untuk masa yang akan datang selain itu juga dapat mengalokasikan
anggaran BBM bersubsidi dalam hal ini minyak tanah kepada masyarakat sebagai
sebuah kebutuhan dasar sehingga dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat
terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah sehingga di dalam APBN nanti
realisasi anggaran subsidi BBM secara nominal dapat mengalami kenaikan dan
dapat berdampak baik bagi kemajuan perekonomian Negara kita Indonesia.
Tindakan-Tindakan
Pemerintah Untuk Menaggulangi Kenaikan Minyak Tanah
Pemerintah juga tengah menyiapkan
program kompensasi untuk masyarakat miskin, setelah kebijakan menaikan harga
BBM bersubsidi diambil. Salah satu program yang akan diambil adalah Bantuan
Tunai Langsung (BLT). Namun banyak pengamat menyatakan program tersebut
memiliki banyak kelemahan. Mungkin pemerintah mempertimbangkan bagaimana daya
mereka (penduduk miskin) yang sudah sedemikian rendah tersebut dibantu BLT.
Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR
Harry Azhar Aziz mengatakan jika pemerintah menggunakan skenario kenaikan harga
BBM 28,7 persen pada 1 Juni, akan dihemat hingga Rp 25 triliun. ”Sebagaian
dialokasikan untuk BLT Rp 11,5 triliun dan Rp 8,4 triliun untuk mengurangi
defisit dari 2,1 persen PDB (Produk Domestik Bruto) menjadi 1,9 persen,” kata
Harry.
Untuk 2009, pemerintah akan memakai
dua asumsi dalam menentukan harga BBM bersubsidi, yaitu harga keekonomian dan
besaran subsidi. Ini memungkinkan harga BBM berfluktuasi mengikuti perkembangan
harga minyak mentah. Terkait harga keekonomian, pemerintah akan melihat satu
bulan sebelumnya sebagai acuan. Sedangkan asumsi pagu subsidi dengan menetapkan
pad aangka tertentu. Artinya, harga BBM bersubsidi akan naik kalau sudah
melewati pagu subsidi yang ditetapkan, dan sebaliknya turun kalau masih ada
sisa.
Purnomo juga menyusun aturan formula
BBM bersubsidi yang rencananya akan dirilis dalam bentuk Keputusan Menteri
ESDM. Dalam aturan itu, akan disebutkan harga maksimum premium Rp 6.000,- per
liter dan solar Rp5.500,- per liter. Melalui pembatasan tersebut, berapa saja
tingginya harga miyak mentah Indonesia, harga premium dan solar tidak akan
lebih tinggi dari Rp6.000,- dan Rp5.500,- perliter.
Data
kenaikan Minyak di Indonesia sampai 2015
Sumber
:
III
KESIMPULAN
Kenaikan harga minyak tanah ini dikarenakan
kenaikan harga minyak dunia yang sangat tinggi. Sehingga begitu banyak dampak
yang timbul akibat kenaikan minyak dunia ini. Walapun banyak dari masyarakat
Indonesia yg sudah beralih menggunakan Elpiji, namun masih banyak juga masyarakat
yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan baku Industri rumahan. Untuk mengatasi masalah kelangkaan
BBM termasuk minyak tanah, pemerintah perlu menganalisa dan memilih strategi
mana yang merupakan usaha untuk menjadi jalan keluar dan menentukan tindakan
alternatif yang paling baik mengatasi kelangkaan minyak tanah ini. Dalam
pembahasan tersebut pada Tahun 2009 Pemerintah memakai dua asumsi dalam
menentukan harga BBM bersubsidi, yaitu harga keekonomian dan besaran subsidi.
0 comments:
Post a Comment