Pengaruh Perubahan Situasi Terhadap Perilaku Konsumen
Engel, Blackwell,
dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah pengaruh
yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat,
yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek (produk atau
merek). Mowen dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah
faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku
konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Dalam melakukan
transaksi pembelian dalam perilaku konsumen, faktor yang mempengaruhinya antara
lain adalah faktor situasi.
Contohnya saja :
Ø
situasi
kebutuhan sehari-hari.
Merupakan dimana
seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu barang
produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang
sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena
setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk
dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas
pribadi.
Ø
Situasi
keuangan.
Situasi dimana
seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu. Jika
seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat membeli
kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli barang
tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki kondisi
keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah bahkan
yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan kurang,
haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar kebutuhan
dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang cukup
tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat fatal bagi
hidupnya.
Ø
Situasi
interaksi.
Orang dalam
membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada
juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan
orang lain. Contohnya saja, seseorang membeli suatu barang setelah seorang
sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang
merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut
diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.
Ø
Situasi
kondisi barang produksi.
Dalam memproduksi
suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar
pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi
promosi maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen
tertarik dengan kondisi dari barang produksi tersebut, misalnya saja :
adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan
hadiah jika membeli suatu barang, maupun berbagai keringanan seperti buy 2 get
1 dan sebagai berikut.
Terlepas dari itu semua, seseorang
haruslah cermat dan lebih bijaksana dalam membeli suatu barang. Jangan sampai
ada kerugian yang dirasakan setelah membeli suatu barang yang dibelinya.
Pengaruh situasi konsumen adalah
faktor personal dan lingkungan yang terdapat pada saat aktifitas konsumen ,
sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti berikut:
·
Melibatkan waktu dan tempat dalam mana aktifitas
konsumen terjadi.
·
Mempengaruhi tindakan konsumen sperti prilaku
pembelian.
·
Tidak termasuk karakteristik personal yang
berlaku dalam jangka panjang.
Ada lima karakteristik situasi
konsumen yaitu:
1.
Lingkungan fisik. Sarana fisik yang
menggambarkan situasi konsumen yang meliputi:
lokasi,dekorasi, aroma, cahaya,
cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
2.
Lingkungan Sosial. Kehadiran dan ketidakhadiran
orang lain pada situasi tersebut.
3.
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari,
musim libur, bulan puasa, tahun baru).
Waktu mungkin diukur secara subjektif
berdasarkan situasi konsumen,
misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti
kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
4.
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi.
Konsumen yang belanja untuk hadiah akan
menghadapi situasi berbeda dibandingkan
belanja untuk kebutuhan sendiri.
5.
Suasana Hati. Suasana hati atau kondisi jiwa
sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada
suatu situasi.
Tipe-tipe
perilaku konsumen :
Pengambilan
keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian.
Assael, seperti dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian
konsumen berdasarkan pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan
diantara merek.
1. perilaku membeli yang rumit
Perilaku membeli
yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha
menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada.
Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak
sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil,
tv, pakaian , jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya konsumen
tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha
untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan
informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek
perusahaan dan atribut penting lainnya.
2. perilaku membeli untuk mengurangi
ketidakcocokan
Perilaku membeli
semacam ini meliputi keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari hanya
terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini
terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli,
beresiko dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak
terlihat.
Contoh : karpet, keramik, pipa, dll.
Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan
kenyamanan.
3. perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Konsumen membeli
suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan terhadap
merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk,
tetapi karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka
tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka
tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk seperti
gula, garam, air mineral, dll.
4.
perilaku
membeli yang mencari keragaman
Perilaku ini
memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang
jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan.
Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai market
leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai
kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen
akan produknya.
Karena sekali
kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing
sudah menwarkan barang dengan harga yang lebih rendah, kupon, sample dan iklan
yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini jelas dicermati
dengan baik. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering
dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.
SOURCE :
0 comments:
Post a Comment