NILAI TUKAR
Dornbusch (1976) memperkenalkan pengembangan
dari model Mundell-Fleming untuk sistem nilai tukar mengambang dengan
memasukkan konsep dinamik dan rational
expectations. Pengembangan tersebut memungkinkan adanya penyesuaian harga,
suku bunga, dan ekspektasi secara bertahap di pasar asset sehingga kebijakan
moneter hanya akan memiliki dampak sementara (transitory) terhadap tingkat produksi. Dengan perkataan lain, dalam
jangka panjang ketika tingkat harga sudah sepenuhnya menyesuaikan diri dengan
perubahan nilai tukar, kebijakan moneter akan bersifat netral terhadap tingkat
produksi.
Di antara dua kutub sistem nilai
tukar, terdapat banyak varian sistem nilai tukar yang merupakan kompromi dari
kedua sistem tersebut. Perbedaan mendasar di antara berbagai varian tersebut
terletak pada tingkat intensitas intervensi yang dilakukan oleh otoritas
moneter di pasar valas. Salah satu sistem yang banyak dianut adalah system mengambang
terkendali (managed floating). Dalam
sistem ini, target nilai tukar yang ditetapkan oleh otoritas moneter seringkali
tidak diumumkan kepada publik dan bersifat fleksibel.
Sasaran akhir dari sistem ini biasanya
adalah mempertahankan nilai tukar riil pada level yang mampu menjaga daya saing
produk dalam negeri. Sistem ini cukup kredibel apabila laju inflasi dapat
dikendalikan pada level yang cukup rendah dan pemerintah menjalankan kebijakan
ekonomi makro yang berhati-hati. Meskipun tidak sebesar yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kebijakan nilai tukar tetap, sistem mengambang terkendali masih
membutuhkan tersedianya cadangan devisa.
DAFTAR
PUSTAKA
Dornbusch, Rudiger, dan F. Leslie C.H.
Helmers, eds. 1995. The Open Economy:
Tools for Policymakers in Developing Countries. Oxford University Presss.
New York.
0 comments:
Post a Comment