Thursday, October 15, 2015

TULISAN 1 - SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN

FLUKTUASI PENGUATAN DOLLAR DAN RUPIAH



Dolar Sentuh Rp 14.655,- Pasar Kehilangan Katalis Positif


Ilustrasi penurunan rupiah (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan Rabu (23/9/2015). Penyebab utama pelemahan rupiah ini adalah penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, rupiah melemah juga karena adanya penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Asian Development Bank (ADB). 

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka pada level 14.597 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya yang ada di level 14.552 per dolar AS.

Mata uang Garuda sempat melemah ke level 14.655 per dolar AS pada perdagangan pukul 09.50 waktu Jakarta. Namun kemudian mampu menguat tipis. Pada perdagangan pagi hingga siang ini, rupiah terus bergerak di kisaran 14.577 per dolar AS hingga 14.658 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat rupiah pada perdagangan hari ini di level 14.623 per dolar AS, melemah jika dibanding dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.486 per dolar AS.

Pelemahan rupiah terjadi karena kenaikan dolar AS akibat kenaikan ekspektasi pelaku pasar akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed). 

Elias juga mengatakan bahwa The Fed masih "On the track" untuk menaikan suku bunga akhir tahun ini kecuali pertumbuhan ekonomi global memburuk. Keyakinan akan kenaikan suku bunga tersebut melemahkan seluruh mata uang di Asia termasuk nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia (BI) sendiri memproyeksikan pergerakan rata-rata nilai tukar rupiah masih akan tertekan 14.000 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal IV 2015 sampai kuartal I 2016. Kurs ini lebih baik dibanding realisasi nilai tukar rupiah saat ini 14.498 per dolar AS.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, rata-rata nilai tukar rupiah dari Januari-22 September 2015 mencapai 13.797 per dolar AS, sementara realisasi kurs saat ini 14.498 per dolar AS per pada 22 September 2015.

Namun dibulan oktober ini terjadi penguatan yang cukup signifikan. Penguatan tersebut menempatkan rupiah di posisi kedua mata uang di kawasan Asia Pasifik yang berhasil menaklukkan USD. Kemarin, USD memang babak belur akibat larinya dana investor dari Negeri Paman Sam.

Mirza mengatakan, aliran modal yang kembali ke Indonesia membuat situasi pasar keuangan dan pasar modal kian kondusif. Tak hanya rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menguat, namun juga di pasar Surat Utang Negara (SUN). Dia menyebut, yield atau imbal hasil SUN yang sebelumnya sempat mendekati level 10 persen, kemarin sudah turun tajam ke kisaran 8,7 persen.

Kabar tersebut di atas boleh jadi menjadi sebuah kabar baik bagi Indonesia karena penguatan rupiah, tetapi kita tetap tidak boleh terlena karena salah satu yang menjadi penyebab kenaikan atau penguatan kurs dollar adalah kita lebih banyak impor daripada ekspor. Oleh karena itu, Indonesia harus merelakan cadangan devisanya untuk membayar hutang luar negeri dan agar dapat menstabilkan nilai tukar rupiah. Indonesia juga harus mulai mengurangi impor barang yang terlalu berlebihan serta meningkatkan ekspor agar kondisi ekonomi negeri kita dapat stabil.

Source :


0 comments:

Post a Comment

 
girl's zone- Blogger Template by Ipietoon Blogger Template