Thursday, June 23, 2016

TUGAS 7 Bahasa Indonesia 2 : Perkembangan Perekonomian Di Indonesia

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Pada era orde lama, kondisi perekonomian Indonesia khususnya pada tahun-tahun pertama setelah merdeka sangat buruk. Setelah kemerdekaan, ekonomi nasional dapat dikatakan mengalami stagflasi yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pendudukan Jepang, Perang Dunia II, perang revolusi, dan manajemen ekonomi makro yang sangat buruk.
Pada masa itu bahan–bahan pokok sangat terbatas, misalnya masyarakat harus mengantri untuk membeli beras, defisit saldo neraca pembayaran, tingkat inflasi sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 500% menjelang akhir periode orde lama. Dapat dikatakan bahwa kondisi itu semua merupakan krisis ekonomi pertama yang dialami Indonesia sejak kemerdekaan (Tambunan, 1991).
Keadaan perekonomian Indonesia pada zaman orde lama tersebut juga disebabkan oleh kondisi politik di dalam negeri yang sangat tidak menentu dan sifat bermusuhan pemerintah Indonesia dengan luar negeri khususnya negara–negara industri maju (Barat). Keadaan bertambah buruk lagi setelah dilakukan nasionalisasi terhadap semua perusahaan milik Belanda. Nasionalisasi perusahaan–perusahaan Belanda yang dilakukan pada tahun 1957 dan 1958 adalah awal dari periode yang disebut ‘Ekonomi Terpimpin’ (Guided Economy).
Sistem politik dan ekonomi Indonesia pada masa orde lama, khususnya setelah ‘Ekonomi Terpimpin’ tersebut dicanangkan oleh Soekarno, semakin dekat dengan haluan atau pemikiran sosialis (komunis). Keadaan itu membuat Indonesia semakin jauh dari Amerika Serikat beserta sekutunya dan dengan sendirinya semakin sulit bagi Indonesia untuk mendapatkan dana dari negara–negara Barat, baik dalam bentuk pinjaman, bantuan, maupun penanaman modal asing (PMA).

DAFTAR PUSTAKA


Tambunan. 1991. Politicoeconomic History of Indonesia. A Short Analytical Description : 1964 – 1990. A Special Issue of Oeconomic. Rotterdam: Erasmus University.

Wednesday, June 15, 2016

TUGAS 6 Bahasa Indonesia 2 : Indikator Perekonomian Indonesia

INDIKATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

Sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah dapat dilihat atau diukur dari tiga pendekatan yaitu: pendekatan faktor produksi (Neo Klasik), pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran yang meliputi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor. Dalam pendekatan faktor produksi, sumber pertumbuhan ekonomi dilihat dari faktor-faktor produksi yaitu modal (capital), tenaga kerja (man power) dan kemajuan teknologi (technology progress).
Menganalisis sumber pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan pendekatan struktural berbeda dengan pendekatan faktor produksi seperti pada teori pertumbuhan Klasik maupun pada teori pertumbuhan Neo Klasik. Pendekatan struktural didasarkan pada adanya perbedaan produktivitas diantara sektor-sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bukan hanya berasal dari peningkatan secara keseluruhan dari faktor produksi (input), tetapi juga berasal dari pengalokasian sumber-sumber daya pada sektor-sektor produktif. Pembangunan ekonomi harus bertujuan untuk menemukan sektor-sektor yang mempunyai kaitan total paling besar (Jhingan. 1990;247).
Bentuk analisis komperatif struktural ini telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Kuznets pada tahun 1957. Dalam penelitiannya, Kuznets melakukan identifikasi terhadap sejumlah ciri struktural yang umum (stylized facts) yang mengisyaratkan adanya berbagai kendala pokok yang mempengaruhi keberhasilan proses perubahan (transformation). Dalam analisisnya, Kuznets melakukan pemilihan komoditi dan sektor menurut pola permintaan, sifat dapat-tidaknya diperdagangkan komoditi tersebut dan penggunaan faktor produksi.


DAFTAR PUSTAKA


Jhingan M.L. 1990. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Terjemahan D. Guritno, SH. Rajawali Pers. Jakarta

TUGAS 5 Bahasa Indonesia 2 : Sistem Perekonomian Indonesia

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh sebuah negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan ataupun instansi di negara itu. Pembicaraan tentang sistem perekonomian Indonesia pertama kali dirintis oleh Emil Ismail pada tahun 1966. Sistem ekonomi dapat diibaratkan sebagai jarum jam. Beliau  menggambarkan jarum jam sistem liberal atau kapitalis menunjuk ke jam 9, sistem ekonomi komando menunjuk ke jam 3, dan sistem ekonomi Indonesia menunjuk ke jam 6. Artinya, sistem perekonomian Indonesia berada di pertengahan antara sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
 Sistem perekonomian liberal pertama kali dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith dengan dasar bekerjanya adalah adanya kegiatan ‘invisible hand’ atau tangan-tangan yang tidak terlihat. Dasar ini berasal dari paham kebebasan. Paham kebebasan ini sejalan dengan pandangan ekonomi kaum klasik, dimana mereka menganut paham ’Laissez faire’ yang menghendaki kebebasan melakukan kegiatan ekonomi dengan seminim mungkin campur tangan pemerintah. Kaum klasik berpendapat seperti itu karena mereka menganggap bahwa keseimbangan ekonomi pasar akan tercipta dengan sendirinya.
Dengan kondisi perekonomian yang semacam itu, pemerintah memiliki tiga tugas yang sangat penting (Suroso, 1993), yaitu: berkewajiban melindungi negara dari serangan negara liberal lainnya, melindungi setiap anggota masyarakat dari ketidakadilan atau penindasan oleh anggota masyarakat lain, dan mendirikan serta memelihara sarana untuk umum yang tidak dapat dibuat oleh perorangan.


DAFTAR PUSTAKA


Suroso P.C. 1993. Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa. APTIK dan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

TUGAS 4 Bahasa Indonesia 2 : Nilai Tukar

NILAI TUKAR

Dornbusch (1976) memperkenalkan pengembangan dari model Mundell-Fleming untuk sistem nilai tukar mengambang dengan memasukkan konsep dinamik dan rational expectations. Pengembangan tersebut memungkinkan adanya penyesuaian harga, suku bunga, dan ekspektasi secara bertahap di pasar asset sehingga kebijakan moneter hanya akan memiliki dampak sementara (transitory) terhadap tingkat produksi. Dengan perkataan lain, dalam jangka panjang ketika tingkat harga sudah sepenuhnya menyesuaikan diri dengan perubahan nilai tukar, kebijakan moneter akan bersifat netral terhadap tingkat produksi.
Di antara dua kutub sistem nilai tukar, terdapat banyak varian sistem nilai tukar yang merupakan kompromi dari kedua sistem tersebut. Perbedaan mendasar di antara berbagai varian tersebut terletak pada tingkat intensitas intervensi yang dilakukan oleh otoritas moneter di pasar valas. Salah satu sistem yang banyak dianut adalah system mengambang terkendali (managed floating). Dalam sistem ini, target nilai tukar yang ditetapkan oleh otoritas moneter seringkali tidak diumumkan kepada publik dan bersifat fleksibel.
Sasaran akhir dari sistem ini biasanya adalah mempertahankan nilai tukar riil pada level yang mampu menjaga daya saing produk dalam negeri. Sistem ini cukup kredibel apabila laju inflasi dapat dikendalikan pada level yang cukup rendah dan pemerintah menjalankan kebijakan ekonomi makro yang berhati-hati. Meskipun tidak sebesar yang dibutuhkan untuk mempertahankan kebijakan nilai tukar tetap, sistem mengambang terkendali masih membutuhkan tersedianya cadangan devisa.


DAFTAR PUSTAKA


Dornbusch, Rudiger, dan F. Leslie C.H. Helmers, eds. 1995. The Open Economy: Tools for Policymakers in Developing Countries. Oxford University Presss. New York.

Sunday, June 12, 2016

TUGAS 3 Bahasa Indonesia 2 : Inflasi

INFLASI

Inflasi didefinisikan sebagai suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Berdasarkan definisi tersebut, kenaikan tingkat harga umum (general price level) yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya menguntungkan para debitur dan pencari dana. Inflasi akan merugikan para kreditur dan investor yang tidak berani berisiko. Inflasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan harga atau turunnya nilai mata uang yang beredar.

Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Sebaliknya jika tingkat inflasi rendah, maka hal ini merupakan sinyal positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan pendapatan rill. Kenaikan tingkat inflasi yang mendadak dapat menyebabkan meningkatnya impor terhadap barang dan jasa dari luar negeri.




TUGAS 2 Bahasa Indonesia 2 : Pengertian Ekonomi

Pengertian Ekonomi
Xenophon (440-355 SM) menyatakan bahwa secara etimologis, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani. Oikonomia merupakan gabungan dari dua kata. Kata oikos yang berarti rumah tangga. Dan nomos  yang berarti aturan, kaidah, atau pengelolaan.
Menurut Dominick Salvatore dan Eugene A. Diulio (2004), ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari individu – individu dan organisasi yang terlibat dalam produksi, konsumsi, dan distribusi barang dan jasa.

Keterangan :
ü  SUBJEK
ü  PREDIKAT
ü  OBJEK
ü  KETERANGAN

TUGAS 1 Bahasa Indonesia 2 : Ibu Pergi Ke Pasar


Ibu pergi ke pasar. Ibu berangkat mengendarai sepeda motor. Di pasar, ibu membeli buah pisang. Sesampainya di rumah ibu menggoreng buah pisang tersebut. Pisang goreng buatan ibu disukai adik.

 ü  Subjek
ü  Predikat
ü  Objek
ü  Keterangan
 
girl's zone- Blogger Template by Ipietoon Blogger Template