Wednesday, November 9, 2016

KLINIK GRATIS PT KAI SAMBANGI WARGA SAMPAI KE PELOSOK - PELOSOK



Rail Clinic sendiri merupakan kereta kesehatan pertama yang pembuatannya dilatarbelakangi oleh semangat PT KAI untuk memberi pelayanan lebih kepada masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan dengan memanfaatan jalur KA sehingga dapat menembus daerah yang sulit dilalui oleh kendaraan bermotor. Dibuatnya Rail Clinic ini juga sebagai salah satu bentuk dari pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT KAI.

Setelah peresmiannya tanggal 12 Desember 2015 lalu di Stasiun Pasar senen, Jakarta, sekaligus menerima piagam sebagai sebagai kereta kesehatan pertama di Indonesia dari MURI, kereta kesehatan milik PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Persero, kembali Rail Clinic menunaikan tugas selanjutnya pada Sabtu, 20 Agustus 2016 di Stasiun Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Masyarakat yang berada di sekitar Stasiun Cerme dapat menikmati layanan kesehatan gratis Rail Clinic ini selama 1 hari.

Dalam kutipannya disebuah surat kabar online Manager Healty Publish Rail Clinic PT KAI, yang juga koordinator pengoperasian Kereta Klinik, dr Astrid Anindita di Malang, mengatakan pelayanan kesehatan menggunakan kereta klinik di Gresik merupakan bagian dari kegiatan Bhakti Sosial yang digelar PT KAI.

Ia mengatakan, sengaja memilih wilayah Cerme, Kabupaten Gresik karena dianggap jauh dari fasilitas dan pelayanan kesehatan, sehingga diharapkan warga bisa memanfaatkan keberadaan Kereta Klinik yang datang ke lokasi tersebut.

Dr Astrid menambahkan, kereta tersebut akan memberikan pelayanan tingkat pertama dengan mengajak beberapa dokter umum, pelayanan pemeriksaan gigi, serta beberapa petugas laboratorium kesehatan.

"Di dalam kereta ada layanan pemeriksaan kehamilan dan apotik. Kami juga nantinya akan memberikan penyuluhan tentang perkeretaapian dan edukasi tentang kereta api," tutur dia.
Astrid berharap, keberadaan Kereta Klinik yang terdiri dari dua gerbong tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat di sekitar Stasiun Cerme untuk memeriksakan kesehatannya.

"Khusus untuk wilayah Daop 8 Surabaya ini merupakan yang pertama, dan selanjutnya kami akan pindah ke Daop lain yang membutuhkan pelayanan serupa," tutur Astrid.



Dari beberapa kutipan dan aksi perusaan tersebut apabila dikaitkan dengan etika bisnis, maka :

1. Pengadaan Rail Clinic PT KAI mengikuti teori Etika, yaitu Etika Teleologi (Teleos =     tujuan) yang memiliki makna bahwa etika mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

2. Menganut Utilitarianisme yaitu suatu perbuatan atau tindakan baik membawa manfaat bagi bukan hanya satu dua orang saja melainkan bagi masyarakat sebagai keseluruhan. 

3. Serta mengindari Egoisme etis negatif yaitu tindakan dari setiap orang yang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan diri sendiri.

4. Jika dilihat dari Norma Hukum, kegiatan ini akan sangat membatu pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah – daerah yang terletak jauh dari fasilitas kesehatan, namun dapat terjangkau dengan kereta api.

5. PT KAI sangat menerapkan makna etika bisnis, karena sesuai pengertiannya, perusahaan menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, kebiasaan yang baik kepada seseorang maupun masyarakat sebagai mana maka dari Etika bisnis itu sendiri.

6. Berdasarkan pernyataan Manager Healty Publish Rail Clinic PT KAI, dr Astrid Anindita bahwa pelayanan kesehatan ini akan pindah ke wilayah lain yang membutuh kan pelayanan serupa, sehingga dapat dikatakan bahwa PT KAI menjalankan moralitas sesuai dengan Etika Bisnis, yakni mewujudkan pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagai mana akan menjadi sebuah kebiasaan. 

7. Selain itu,  kegiatan pengadaan Rail Clinic  juga memenuhi prinsip Etika Bisnis, yaitu :
a)  Tindakan yang memiliki nilai moral, dan dijalankan berdasarkan kewajiban.
b)  Tindakan atas kemauan baik dari PT KAI, tidak tergantung kepada tercapainya tujuan dari tindakan itu sendiri.
c)   Kegiatan pengadaan Rail Clinic didasarkan atas sikap hormat pada hukum moral universal

  
 Referensi :
PT. Kereta Api Indonesia. (2016). Rail Clinic untuk Warga Cerme. 
           Retrieved from https://www.kereta-api.co.id/?_it8tnz=Mg==&_8dnts
           =ZGV0YWls&_4zph=MTE=&_24nd=OTcw

PT. Kereta Api Indonesia. (2016). Bakti Sosial Rail Clinic di Ciledug. 
           Retrieved from https://www.kereta-api.co.id/ _it8tnz=Mg==&_8dnts
           =ZGV0YWls&_4zph=MTE=&_24nd=MTI2N

Arifin, Z. (2016). Kereta Klinik Berikan Pelayanan Kesehatan Gratis Hari Ini. 
           Retrieved from http://regional.liputan6.com/read/2581184/kereta-klinik
           -berikan-pelayanan-kesehatan-gratis-hari-ini

Wednesday, October 12, 2016

TUGAS KE-1 ETIKA BISNIS : MENGANALISA CORPORATE ACTION DENGAN TEORI ETIKA BISNIS



PT KAI Bikin 'Kereta Klinik" Pertama di RI, Berapa Biayanya?



Jakarta – Rail Clinic atau 'kereta klinik' merupakan kilinik atau fasilitas kesehatan khusus yang dibuat dan dipasang di atas kereta. Klinik di atas kereta ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia

Rail Clinic ini dirancang dan dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI). Saat ini, KAI baru meluncurkan 1 rangkaian Rail Clinic yang terdiri dari 2 kereta atau gerbong. Untuk biaya 1 rangkaian klinik di atas kereta, KAI merogoh kocek Rp 1,5 miliar. 

"Investasi nggak baru. Kita melakukan retrofit kereta yang telah tersedia. Soal biaya, untuk keseluruhannya, termasuk peralatan kesehatan seperti alat pemeriksanaan,poli gigi, poli umum nilainya Rp 1,5 miliar," kata Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro saat peluncuran Rail Clinic di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (12/12/2015).

Saat beroperasi, Rail Clinic akan memberikan pelayanan kesehatan gratis terhadap karyawan dan warga di sepanjang jalur kereta. Tahap berikutnya, KAI membuka opsi menggandeng BUMN lain dalam penyelenggaraan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang kesehatan.

Rencananya, PT KAI bakal menambah lagi 3 rangkaian Rail Clinic. Rangkaian 'kereta klinik itu terdiri dari 1 lokomotif dan 2 gerbong. "Rencana kita buat 4 rangkaian. 2 akan ditempatkan di Jawa dan 2 di Sumatera," tambahnya.

ANALISIS

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).

CSR merupakan bagian penting pada saat berbisnis, karena tanpa dukungan yang kuat dari masyarakat di sekitar lokasi perusahaan, operasional tidak akan berjalan dengan lancar, intervensi, gangguan, provokasi, blokade dan mungkin demontrasi akan selalu mewarnai kegiatan operasional perusahaan. Program kemasyarakatan adalah sesuatu dimana perusahaan dapat menunjukkan kepada masyarakat bagaimana seriusnya komitmen perusahaan untuk melaksanakan program CSR yang telah menjadi salah satu competitive advantage bagi perusahaan yang melaksanakannya.

Corporate Social Responbilities (CSR) merupakan salah satu bentuk tanggung jawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Berdasarkan etika bisnis CSR sangat penting diterapkan karena perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban.

Dalam menentukan etika bisnis ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1.       Pengendalian diri.
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2.       Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility).
Pelaku bisnis atau perusahaan disini dituntut supaya peduli terhadap keadaan masyarakat di sekitar wilayah operasi atau wilayah kerja bukan hanya dengan memberi sumbangan berupa uang tetapi juga bisa dengan memberi perhatian yang lebih kompleks lagi misalnya ketika terjadi excess demand perusahaan atau pelaku bisnis harus mengembangkan kepeduliaannya dan tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar.
3.       Mempertahankan jati diri dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi
Artinya di dalam etika bisnis harus meningkatkan kepeduliaan bagi golongan yang lemah dan tidak menghilangkan budaya yang sudah dimiliki karena adanya transformasi teknologi dan informasi.
4.       Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.
Didalam dunia bisnis para pengusaha seharusnya tidak hanya memikirkan cara mendapatkan keuntungan yang besar dan meng-”eksploitasi” lingkungan yang ada sekarang dengan semaksimal tetapi juga harus memiliki pandangan di masa yang akan datang, sehingga dalam hal ini bisnis akan terus berjalan seimbang dengan keadaan lingkungan dan keadaan yang ada.
5.       Menumbuhkan sikap saling percaya.
Dalam menjalankan suatu usaha perlu adanya rasa saling percaya, sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan aman, adanya rasa kepercayaan antara golongan yang kuat dan golongan yang lemah dapat saling menguntungkan bagi kedua pihak karena adanya timbal balik yang berjala lancar.
6.       Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi).
Jika pelaku bisnis dapat menjauhi dan menghindari sifat – sifat ini. Maka masyarakat akan merasaaman untuk menggunakan produk – produknya karena sudah tidak ada lagi yang di sebut dengan manipulasi, serta akan terwujudnya bisnis yang bersih darikegiatan KKN yang dapat merugikan pihak lain.
7.       Mampu menyatakan yang benar itu benar.
Artinya para pelaku bisnis harus mengataka keadaan yang sesungguhnya dan tidak memanipulasi data – data yang dimiliki, sehingga tidak melakukan sifat – sifat yang diatas.
8.       Konsekuen dan konsisten dengan aturan yang telah disepakati bersama.
Para pelaku bisnis seharusnya memiliki prinsip yang kuat sehingga dapat menjalankan perjanjian dengan pihak lain yang sudah disepakati.
9.       Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif berupa peraturan perundang-undangan.
Ini untuk menjamin adanya landasan hukum yang berlaku dalam menjalankan etika bisnis atau untuk proteksi golongan yang lemah. 

Berdasarkan uraian di atas, kegiatan yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI termasuk ke dalam pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility) sesuai dengan teori diatas yaitu Pelaku bisnis atau perusahaan disini dituntut supaya peduli terhadap keadaan masyarakat di sekitar wilayah operasi atau wilayah kerja bukan hanya dengan memberi sumbangan berupa uang tetapi juga bisa dengan memberi perhatian yang lebih kompleks lagi misalnya ketika terjadi excess demand perusahaan atau pelaku bisnis harus mengembangkan kepeduliaannya dan tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar.
Dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menunjukkan kepeduliannya terhadap kesehatan karyawan maupun masyarakat sekitar dengan membuat kereta klinik atau fasilitas kesehatan khusus yang terdapat didalam gerbong kereta. Program tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada karyawan dan masyarakat disepanjang jalur kereta api serta dapat membantu pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah bencana atau daerah yang tidak terjangkau oleh kendaraan bermotor.

SOURCE :


Thursday, June 23, 2016

TUGAS 7 Bahasa Indonesia 2 : Perkembangan Perekonomian Di Indonesia

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Pada era orde lama, kondisi perekonomian Indonesia khususnya pada tahun-tahun pertama setelah merdeka sangat buruk. Setelah kemerdekaan, ekonomi nasional dapat dikatakan mengalami stagflasi yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pendudukan Jepang, Perang Dunia II, perang revolusi, dan manajemen ekonomi makro yang sangat buruk.
Pada masa itu bahan–bahan pokok sangat terbatas, misalnya masyarakat harus mengantri untuk membeli beras, defisit saldo neraca pembayaran, tingkat inflasi sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 500% menjelang akhir periode orde lama. Dapat dikatakan bahwa kondisi itu semua merupakan krisis ekonomi pertama yang dialami Indonesia sejak kemerdekaan (Tambunan, 1991).
Keadaan perekonomian Indonesia pada zaman orde lama tersebut juga disebabkan oleh kondisi politik di dalam negeri yang sangat tidak menentu dan sifat bermusuhan pemerintah Indonesia dengan luar negeri khususnya negara–negara industri maju (Barat). Keadaan bertambah buruk lagi setelah dilakukan nasionalisasi terhadap semua perusahaan milik Belanda. Nasionalisasi perusahaan–perusahaan Belanda yang dilakukan pada tahun 1957 dan 1958 adalah awal dari periode yang disebut ‘Ekonomi Terpimpin’ (Guided Economy).
Sistem politik dan ekonomi Indonesia pada masa orde lama, khususnya setelah ‘Ekonomi Terpimpin’ tersebut dicanangkan oleh Soekarno, semakin dekat dengan haluan atau pemikiran sosialis (komunis). Keadaan itu membuat Indonesia semakin jauh dari Amerika Serikat beserta sekutunya dan dengan sendirinya semakin sulit bagi Indonesia untuk mendapatkan dana dari negara–negara Barat, baik dalam bentuk pinjaman, bantuan, maupun penanaman modal asing (PMA).

DAFTAR PUSTAKA


Tambunan. 1991. Politicoeconomic History of Indonesia. A Short Analytical Description : 1964 – 1990. A Special Issue of Oeconomic. Rotterdam: Erasmus University.

Wednesday, June 15, 2016

TUGAS 6 Bahasa Indonesia 2 : Indikator Perekonomian Indonesia

INDIKATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

Sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah dapat dilihat atau diukur dari tiga pendekatan yaitu: pendekatan faktor produksi (Neo Klasik), pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran yang meliputi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor. Dalam pendekatan faktor produksi, sumber pertumbuhan ekonomi dilihat dari faktor-faktor produksi yaitu modal (capital), tenaga kerja (man power) dan kemajuan teknologi (technology progress).
Menganalisis sumber pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan pendekatan struktural berbeda dengan pendekatan faktor produksi seperti pada teori pertumbuhan Klasik maupun pada teori pertumbuhan Neo Klasik. Pendekatan struktural didasarkan pada adanya perbedaan produktivitas diantara sektor-sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bukan hanya berasal dari peningkatan secara keseluruhan dari faktor produksi (input), tetapi juga berasal dari pengalokasian sumber-sumber daya pada sektor-sektor produktif. Pembangunan ekonomi harus bertujuan untuk menemukan sektor-sektor yang mempunyai kaitan total paling besar (Jhingan. 1990;247).
Bentuk analisis komperatif struktural ini telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Kuznets pada tahun 1957. Dalam penelitiannya, Kuznets melakukan identifikasi terhadap sejumlah ciri struktural yang umum (stylized facts) yang mengisyaratkan adanya berbagai kendala pokok yang mempengaruhi keberhasilan proses perubahan (transformation). Dalam analisisnya, Kuznets melakukan pemilihan komoditi dan sektor menurut pola permintaan, sifat dapat-tidaknya diperdagangkan komoditi tersebut dan penggunaan faktor produksi.


DAFTAR PUSTAKA


Jhingan M.L. 1990. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Terjemahan D. Guritno, SH. Rajawali Pers. Jakarta

TUGAS 5 Bahasa Indonesia 2 : Sistem Perekonomian Indonesia

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh sebuah negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan ataupun instansi di negara itu. Pembicaraan tentang sistem perekonomian Indonesia pertama kali dirintis oleh Emil Ismail pada tahun 1966. Sistem ekonomi dapat diibaratkan sebagai jarum jam. Beliau  menggambarkan jarum jam sistem liberal atau kapitalis menunjuk ke jam 9, sistem ekonomi komando menunjuk ke jam 3, dan sistem ekonomi Indonesia menunjuk ke jam 6. Artinya, sistem perekonomian Indonesia berada di pertengahan antara sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
 Sistem perekonomian liberal pertama kali dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith dengan dasar bekerjanya adalah adanya kegiatan ‘invisible hand’ atau tangan-tangan yang tidak terlihat. Dasar ini berasal dari paham kebebasan. Paham kebebasan ini sejalan dengan pandangan ekonomi kaum klasik, dimana mereka menganut paham ’Laissez faire’ yang menghendaki kebebasan melakukan kegiatan ekonomi dengan seminim mungkin campur tangan pemerintah. Kaum klasik berpendapat seperti itu karena mereka menganggap bahwa keseimbangan ekonomi pasar akan tercipta dengan sendirinya.
Dengan kondisi perekonomian yang semacam itu, pemerintah memiliki tiga tugas yang sangat penting (Suroso, 1993), yaitu: berkewajiban melindungi negara dari serangan negara liberal lainnya, melindungi setiap anggota masyarakat dari ketidakadilan atau penindasan oleh anggota masyarakat lain, dan mendirikan serta memelihara sarana untuk umum yang tidak dapat dibuat oleh perorangan.


DAFTAR PUSTAKA


Suroso P.C. 1993. Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa. APTIK dan Gramedia Pustaka Utama Jakarta

TUGAS 4 Bahasa Indonesia 2 : Nilai Tukar

NILAI TUKAR

Dornbusch (1976) memperkenalkan pengembangan dari model Mundell-Fleming untuk sistem nilai tukar mengambang dengan memasukkan konsep dinamik dan rational expectations. Pengembangan tersebut memungkinkan adanya penyesuaian harga, suku bunga, dan ekspektasi secara bertahap di pasar asset sehingga kebijakan moneter hanya akan memiliki dampak sementara (transitory) terhadap tingkat produksi. Dengan perkataan lain, dalam jangka panjang ketika tingkat harga sudah sepenuhnya menyesuaikan diri dengan perubahan nilai tukar, kebijakan moneter akan bersifat netral terhadap tingkat produksi.
Di antara dua kutub sistem nilai tukar, terdapat banyak varian sistem nilai tukar yang merupakan kompromi dari kedua sistem tersebut. Perbedaan mendasar di antara berbagai varian tersebut terletak pada tingkat intensitas intervensi yang dilakukan oleh otoritas moneter di pasar valas. Salah satu sistem yang banyak dianut adalah system mengambang terkendali (managed floating). Dalam sistem ini, target nilai tukar yang ditetapkan oleh otoritas moneter seringkali tidak diumumkan kepada publik dan bersifat fleksibel.
Sasaran akhir dari sistem ini biasanya adalah mempertahankan nilai tukar riil pada level yang mampu menjaga daya saing produk dalam negeri. Sistem ini cukup kredibel apabila laju inflasi dapat dikendalikan pada level yang cukup rendah dan pemerintah menjalankan kebijakan ekonomi makro yang berhati-hati. Meskipun tidak sebesar yang dibutuhkan untuk mempertahankan kebijakan nilai tukar tetap, sistem mengambang terkendali masih membutuhkan tersedianya cadangan devisa.


DAFTAR PUSTAKA


Dornbusch, Rudiger, dan F. Leslie C.H. Helmers, eds. 1995. The Open Economy: Tools for Policymakers in Developing Countries. Oxford University Presss. New York.

Sunday, June 12, 2016

TUGAS 3 Bahasa Indonesia 2 : Inflasi

INFLASI

Inflasi didefinisikan sebagai suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Berdasarkan definisi tersebut, kenaikan tingkat harga umum (general price level) yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya menguntungkan para debitur dan pencari dana. Inflasi akan merugikan para kreditur dan investor yang tidak berani berisiko. Inflasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan harga atau turunnya nilai mata uang yang beredar.

Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Sebaliknya jika tingkat inflasi rendah, maka hal ini merupakan sinyal positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan pendapatan rill. Kenaikan tingkat inflasi yang mendadak dapat menyebabkan meningkatnya impor terhadap barang dan jasa dari luar negeri.




TUGAS 2 Bahasa Indonesia 2 : Pengertian Ekonomi

Pengertian Ekonomi
Xenophon (440-355 SM) menyatakan bahwa secara etimologis, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani. Oikonomia merupakan gabungan dari dua kata. Kata oikos yang berarti rumah tangga. Dan nomos  yang berarti aturan, kaidah, atau pengelolaan.
Menurut Dominick Salvatore dan Eugene A. Diulio (2004), ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari individu – individu dan organisasi yang terlibat dalam produksi, konsumsi, dan distribusi barang dan jasa.

Keterangan :
ü  SUBJEK
ü  PREDIKAT
ü  OBJEK
ü  KETERANGAN

TUGAS 1 Bahasa Indonesia 2 : Ibu Pergi Ke Pasar


Ibu pergi ke pasar. Ibu berangkat mengendarai sepeda motor. Di pasar, ibu membeli buah pisang. Sesampainya di rumah ibu menggoreng buah pisang tersebut. Pisang goreng buatan ibu disukai adik.

 ü  Subjek
ü  Predikat
ü  Objek
ü  Keterangan

Friday, January 22, 2016

TULISAN 4 - TINGGINYA TINGKAT KONSUMTIF MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP BARANG IMPORT

TINGGINYA TINGKAT KONSUMTIF MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP BARANG IMPORT


Berbicara mengenai budaya konsumtif, di zaman yang super maju dalam konteks teknologi dan sarana prasarana, masyarakat seakan terbuai di dalamnya. Jika kita amati lingkungan sekitar kita khususnya di kota-kota besar segala fasilitas itu sudah tersedia. Semua kebutuhan seolah sudah tersedia untuk kita, tinggal kita mempunyai uang apa tidak untuk membeli semua itu. 

Tuntutan zaman yang semakin maju mau tak mau membuat masyarakat juga ikut mengikutinya. Karena asumsi publik mengatakan jika orang itu tidak mengikuti trendsetter maka dia akan dianggap Katrok atau ketinggalan zaman. Hal itulah yang membuat masyarakat mau tidak mau harus mengikuti pola hidup yang seperti itu. 

Menurut Prehati (2003), konsumtivisme adalah berkonsumsi dengan tidak lagi atas pilihan yang rasional berdasarkan kebutuhan, tetapi lebih memperturutkan keinginannya. Lebih jauh, dalam budaya konsumtif terjadi kerancuan-kerancuan mengenai apa yang benar-benar diperlukan dan mana yang sekadar kebutuhan semu. 

Menurut saya hampir separuh masyarakat Indonesia komsumtif akan barang import, karena jika mereka memiliki barang import atau branded mereka dapat menaikan status social. Sekarang keberadaan barang import menjadi suatu trend tersendiri dalam masyarakat yang mempunyai uang lebih. Sering kali barang import atau branded di jadikan tolak ukur dalam masyarakat, Padahal barang import atau branded tidak menjamin kualitas suatu barang. Sehingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang menjadikan hal tersebut hobi bahkan gaya hidup.

Seharusnya dengan era globalisasi yang sudah maju ini dapat memicu para pengusaha local untuk membuat banyak produk inovatif yang lebih baik kualitasnya akan tetapi memiliki harga yang terjangkau sehingga dapat bersaing bahkan melampaui produk import. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang banyak seharusnya menjadi peluang dalam memasarkan produk local, seharusnya pengusaha local juga harus mulai membentuk suatu citra produk local mereka contohnya seperti kualitas yang selalu terjamin, harga yang terjangkau dan stabil.

Source :
http://www.kompasiana.com/ike_bintank/tingginya-budaya-konsumtif-di-tengah-arus-globalisasi-matinya-budaya-produktif_55207348813311a37419f8cf


Tuesday, January 5, 2016

TUGAS 11 - PENGARUH PERUBAHAN SITUASI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Pengaruh Perubahan Situasi Terhadap Perilaku Konsumen

Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah  pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek (produk atau merek). Mowen dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Dalam melakukan transaksi pembelian dalam perilaku konsumen, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah faktor situasi.
Contohnya saja :

  Ø  situasi kebutuhan sehari-hari.
Merupakan dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu  barang produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas pribadi.

  Ø  Situasi keuangan.
Situasi dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu. Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki kondisi keuangan  berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan  berakibat fatal bagi hidupnya.
  Ø  Situasi interaksi.
Orang dalam membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan orang lain. Contohnya saja, seseorang membeli suatu barang setelah seorang sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.

  Ø  Situasi kondisi barang produksi.
Dalam memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar  pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi promosi maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen tertarik dengan kondisi dari  barang produksi tersebut, misalnya saja : adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan hadiah jika membeli suatu barang, maupun berbagai keringanan seperti buy 2 get 1 dan sebagai berikut.

Terlepas dari itu semua, seseorang haruslah cermat dan lebih bijaksana dalam membeli suatu barang. Jangan sampai ada kerugian yang dirasakan setelah membeli suatu barang yang dibelinya.
Pengaruh situasi konsumen adalah faktor personal dan lingkungan yang terdapat pada saat aktifitas konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti berikut:

     ·         Melibatkan waktu dan tempat dalam mana aktifitas konsumen terjadi.
     ·         Mempengaruhi tindakan konsumen sperti prilaku pembelian.
     ·         Tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang.

      Ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:

     1.       Lingkungan fisik. Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: 
            lokasi,dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
     2.       Lingkungan Sosial. Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
     3.       Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). 
           Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, 
           misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
     4.       Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan 
            menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
     5.       Suasana Hati. Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi. 

Tipe-tipe perilaku konsumen :

Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan  pembelian. Assael, seperti dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek.

      1.       perilaku membeli yang rumit
Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, tv, pakaian , jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus  berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan dan atribut penting lainnya.

      2.       perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan
Perilaku membeli semacam ini meliputi keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak terlihat.
Contoh : karpet, keramik, pipa, dll. Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan.

      3.       perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek  produk, tetapi karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk seperti gula, garam, air mineral, dll.

      4.       perilaku membeli yang mencari keragaman
Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai market leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen akan  produknya.

Karena sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para  pesaing sudah menwarkan barang dengan harga yang lebih rendah, kupon, sample dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini jelas dicermati dengan baik. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.

SOURCE :



TUGAS 10 - PENGARUH KELUARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PENGARUH KELUARGA TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI

Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan, kehadiran anak, dan status pekerjaan.
Keluarga sama dengan perusahaan, jadi keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua orang dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makanan, perabot rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk lain. Anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.

Ø  KELUARGA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

Di dalam pengambilan keputusan terdapat peran – peran tertentu yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga. Peranan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian antara lain :

1.       Penjaga pintu (gatekeepers)
Perannya adalah mengatur dan mengendalikan informasi yang  akan masuk ke keluarga. Yang berperan sebagai penjaga pintu ini berperan untuk  menerima, meneruskan atau menolak/menghentikan informasi yang akan disampaikan kepada anggota keluarga.
Contoh :
Pada proses pembelian laptop, saya mempunyai seorang kakak yang kuliah di perguruan tinggi. Dia akan lebih mengetahui mana laptop yang bagus spesifikasinya dan mana yang tidak. Sehingga kakak akan berperan sebagai penjaga pintu (gatekeepers) untuk informasi mana yang harus diteruskan, diterima atau ditolak kakak sebelum disampaikan kepada keluarga mengenai informasi laptop tersebut.

2.       Pemberian Pengaruh (influencer)
Peranannya adalah memberi pengaruh kepada anggota keluarga lain untuk mengambil keputusan. Pemberi pengaruh akan mengevaluasi alternatif – alternatif yang tersedia. Pemberi pengaruh mempunyai peran penting dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pemelihan, penggunaan atau penghentian suatu produk atau jasa.
Contoh :
Adik saya ingin membeli handphone yang canggih seperti Android, maka saya sebagai kakak akan menyarankan untuk mencari – cari informasi mengenai spesifikasi dan harga handphone Android. Karena saya memakai handphone Samsung, maka saya juga akan memberikan pengetahuan kepada adik saya mengenai handphone Samsung. Sehingga, adik saya tertarik untuk membeli handphone Samsung. Disini saya sebagai kakak berperan sebagai influencer / pemberi pengaruh terhadap keputusan pembelian adik saya.

3.       Pengambilan Keputusan (decision maker)
Peranannya adalah memutuskan produk /jasa yang akan dibeli. Di dalam keluarga peran ini bisa diperankan oleh suami atau istri atau anak tergantung dari produk yang dibeli dan kondisi dominasi pengambilan keputusan dalam keluarga.
Contoh :
Suatu keluarga ingin membeli sebuah mobil, karena yang lebih mengetahui mengenai mobil adalah ayah, maka yang berperan sebagai pengambilan keputusan disini adalah ayah. Jika mobil Honda CRV mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan keluarga, maka ayah akan mengambil keputusan untuk membeli mobil tersebut.

4.       Pembeli (buyer)
Peranannya adalah membeli atau melakukan transaksi atas barang atas jasa.
Contoh :
Jika suatu keluarga ingin membeli kulkas, maka yang berperan sebagai pembeli disini adalah ibu. Karena ibu akan lebih mengetahui mana kulkas yang bagus dan tidak.

5.       Penyiap (Preparer/installer)
Perannya menyimpan segala sesuatunya sehingga produk atau jasa siap digunakan/dikonumsi.
Contoh :
Di keluarga saya sangat senang dengan makan es krim, maka ibu akan membeli es krim dan menyimpannya hingga pada saat kami berkumpul maka ibu akan menyajikan es krim tersebut sebagai cemilan untuk keluarga kami.

6.       Pengguna (user)
Perannya memakai produk atau menggunakan produk/jasa yang dibeli.
Contoh :
Suatu keluarga membeli peralatan memasak, yang berperan sebagai pengguna dari peralatan memasak disini adalah ibu. Karena ibu yang setiap harinya memasak dan menggunakan peralatan memasak tersebut.

7.       Pemeliharaan (Maintainer)
Peranannya adalah merawat daan melakukan usaha yang memungkinkan produk atau jasa dapat digunakan dan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan jangka waktunya.
Contoh :
Jika di suatu keluarga mempunyai mobil, maka ayah akan berperan sebagai maintainer, yaitu dengan cara menservice setiap bulannya, membawa ke bengkel, mencuci mobil, dsb. Hal ini akan ayah lakukan untuk merawat mobilnya agar tetap aman dan nyaman pada saat digunakan.

8.       Pembuang (Disposer)
Peranannya adalah berinisiatif menghentikan atau tidak melanjutkan penggunaan produk atau jasa yang digunakan.
Contoh :
Ibu saya biasanya menggunakan produk MSG seperti Royco / Masako untuk menyedapkan makanan. Karena saya mengetahui bahwa produk MSG itu tidak baik untuk kesehatan, maka saya akan meminta ibu untuk menghentikan penggunaan produk MSG lagi. Hal ini saya lakukan karena saya mencintai keluarga saya dan saya peduli terhadap kesehatan keluarga saya. Sehingga dalam hal ini saya berperan sebagai pembuang (disposer).

9.       Pencetus (Initiator)
Yaitu anggota keluarga yang mempunyai ide atau gagasan untuk memilih dan membeli.
Contoh :
Seorang anak ingin dibelikan biscuit oleh ibunya. Kakaknya yang ikut mencoba memakan biscuit itu dan akhirnya menyukainya, maka sang kakak menyarankan ibunya untuk membeli biscuit untuk dikonsumsi keluarganya setiap hari. Dalam hal ini sang adik berperan sebagai pencetus (initiator).

10.   Organizer (pengatur)
Peranannya adalah mengatur apakah produk tersebut bisa dimulai dipakai, dibuang atau dihentikan.
Contoh :
Pada pemakaian produk popok bayi (diapers). Maka seorang ibu akan mengatur kapan ia akan menggunakan popok bayi pada anaknya, misalnya pada saat berumur 1 bulan – 3 tahun atau pada saat bepergian jauh. Selain itu, seorang ibu juga akan membuangnya apabila popok bayi yang digunakan sudah penuh pada saat dipakai anaknya. Dan seorang ibu akan menghentikan penggunaan produk popok bayi tersebut jika terjadi iritasi pada anaknya ataupun jika anaknya sudah cukup umur untuk tidak menggunakan popok bayi lagi.

Source :


Monday, January 4, 2016

TULISAN 3 - TUNTUTAN UPAH BURUH

Upah Minimum di Jakarta Idealnya Rp 7 Juta per Bulan


Liputan6.com, Jakarta - Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, Mirah Sumirat menilai upah minimum buruh di Jakarta seharusnya sudah di kisaran Rp 5 juta sampai Rp 7 Juta per bulan. Kebutuhan hidup yang semakin ‎tinggi di Ibukota menjadi alasan lembaga ini dalam perhitungan upah buruh. 

Mirah mengatakan,‎ kisaran upah yang seharusnya diterima buruh tersebut didasarkan pada gaji supir busway. Mereka, lanjutnya, menerima penghasilan Rp 7 juta sebulan. Alasan lain, berdasarkan  kebutuhan hidup di Jakarta sebagai kota metropolitan yang kian melambung. 
"Jadi sangat aneh jika upah minimum di Jakarta masih di bawah Rp 3 jutaan," cetus dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (14/6/2015). 

Mirah berpendapat, dengan gaji Rp 3 juta per bulan di Jakarta, para buruh tidak mendapatkan kehidupan yang layak mengingat biaya sewa rumah, transportasi, pangan sangat mahal di Ibukota.
Untuk itu, dia mendesak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok serius menaikkan gaji buruh di Jakarta secara layak di angka Rp 7 juta per bulan.

"Ahok jangan koar-koar saja, mengklaim pro buruh dan wong cilik tapi gaji buruh Jakarta  lebih rendah di bawah gaji buruh di Kerawang dan Bekasi," tegasnya. 
Sementara Anggota Dewan Pengupahan DKI Jakarta Aryana Satria menyatakan, kenaikan upah minimum di Jakarta setidaknya perlu naik sekira 20 persen. "Pertimbangannya ada inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Jakarta yang lebih tinggi dari Bekasi dan Karawang, namun upah di DKI lebih rendah," saran dia. 

Di sisi lain, Sekertaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menargetkan kenaikan upah tahun depan naik 30 persen secara nasional. Hal ini untuk mengejar ketertinggalan dari negara tetangga yang upahnya sudah mencapai angka Rp 3,5 jutaan.

"Pemerintah juga wajib merevisi kuantitas item KHL dari 60 item menjadi 84 item dan revisi item rumah, transportasi, listrik, daging, pendidikan dan rekreasi. Karena enggak realistis lah bila kebutuhan rekreasi di Jakarta hanya diitung Rp 1.900 per bulan. Termasuk kebutuhan daging hanya dihitung Rp 50 ribu rupiah per bulan," papar dia.  

Rusdi menegaskan, KSPI akan kembali bergerak secara totalitas di seluruh daerah untuk memperjuangkan kenaikan upah sebesar 30 persen dan menuntut revisi KHL dari 60 menjadi 84 item serta menolak kenaikan upah 2 tahun atau 5 tahun sekali paska lebaran. (Fik/Ndw)


Tulisan di atas merupakan salah satu berita mengenai permintaan kenaikan upah buruh khususnya di wilayah ibu kota Jakarta. Menanggapi tulisan di atas dapat diketahui buruh meminta kenaikan upah dari UMK Rp. 3 Juta menjadi Rp. 7 Juta.

Menurut saya nilai tersebut tidak realistis karena kenaikannya terlalu besar. Hal tersebut akan diikuti oleh kenaikan harga-harga barang kebutuhan ekonomi. Mengapa terjadi peningkatan harga? karena biaya operasional pabrik meningkat yang berdampak pada harga pokok penjualan produk yang dihasilkan. Jika harga barang kebutuhan ekonomi naik, yang akan menerima dampaknya adalah buruh juga. Dan menurut saya para buruh juga harus meningkatkan kemampuan mereka agar bisa lebih dihargai lagi. Jika ingin upah yang tinggi sebaiknya diikuti juga dengan pendidikan dan kemampuan yang mumpuni.

Namun di sisi lain kesejahteraan buruh juga sangat perlu diperhatikan karena antara buruh dan perusahaan telah terjalin hubungan yang saling menguntungkan. Buruh membutuhkan perusahaan sebagai tempat mereka mencari penghasilan, begitu pula perusahaan membutuhkan buruh sebagai tenaga kerjanya.


 
girl's zone- Blogger Template by Ipietoon Blogger Template